Salamun
Alaikum saudara semua,kali ini saya ingin share tentang awal kejadian segala
sesuatu menjadi SESUATU.Dari
pembahasan saya pribadi saya mengambil satu alternatif paham yang cepat dan
simple yaitu dzatiyah atau disebut dengan dzat kecil.Ada yang menyebutnya juga Nur Muhammad atau yang juga di sebut noqta ghaib dll,semua dengan manafakuri perjalanan Isra’ dan
Mi’raj Nabi. Bahwa Beliau diperjalankan menembus 7 lapis langit bertemu dengan
Nabi-nabi terdahulu. Kemudian Beliau naik ke Sidratul Muntaha. Lalu Naik ke
Arasy yang berada diatas Air, dimana Malaikat Jibril sudah tidak mampu lagi
untuk masuk kedalamnya. Lalu diakhir Arasy itu, dibalik 70 Tabir Nur-Nya,
Rasulullah berbicara langsung dengan Allah. Beliau berbicara dengan Allah
dibalik TABIR atau TIRAI...
Dari
konsep Isra Miraj kita bisa cermati bahwa Nabi Muhammad SAW berbicara langsung dengan
Allah di balik TIRAI.Pertanyaannya apakah kita bisa sampai juga ke TIRAI
tersebut? Jawabanya iya bisa dengan KEKUATAN seperti di katakan dalam QS. Ar
Rahman : 33
يَا
مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَن تَنفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانفُذُوا لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ
33. Wahai
jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus dan melintasi penjuru langit
dan bumi, maka tembus dan lintasilah! Kamu tidak akan dapat menembus dan
melintasinya kecuali dengan KEKUATAN.
Oke nanti
saya akan bahas tentang kekuatan yang di maksud.Kita kembali ke peristiwa Isra’
dan Mi’raj.Inilah kita nantinya akan keluar dengan sebuah pandangan tersendiri
tentang HAKEKAT dari SEMUA Ciptaan ini:
Bahwa
SELURUH Ciptaan ini HAKEKATNYA adalah berasal dari SEDIKIT dari Dzat Allah yang
terzahir menjadi SELURUH Ciptaan. Ya…, hanya sedikit saudara, hanya seukuran
setetes atau setitik air ditengah samudera raya, hanya seukuran sebutir pasir
ditengah-tengah padang pasir yang sangat luas, sajalah dari Dzat Allah yang
Maha Besar, yang terdzahir menjadi SELURUH Ciptaan.
Dalam
al-Quran terdapat ayat yang berbunyi, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang
ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan SEDIKIT.” (Qs. Al-Isra
[17]: 85)
Untuk
sebagai pertanda bahwa Sandiwara itu sudah dimulai, Allah pun berkata “KUN”
kepada SEDIKIT dari Dzat-Nya yang besarnya terhadap keseluruhan Dzat-Nya hanya
laksana “bulan” yang mengambang dilangit yang luasnya tak terbatas. Lalu dengan
KUN, Dzat-Nya yang sedikit itu terdzahir menjadi sebuah SISTEM Yang TERTUTUP,
Panggung Sandiwara Maha Besar super megah, yang berisikan SELURUH Ciptaan didalamnya
Hanya
dengan KUN…, maka antara Dzat-Nya Yang diluar (Yang Sangat Besar, AKBAR) dengan
sedikit Dzat-Nya yang ada di dalam sistem tertutup itu dibatasi oleh TIRAI
CAHAYA. Tirai cahaya ini berguna untuk melindungi semua ciptaan yang tardzahir
(dari sedikit Dzat-Nya) di dalam sistem tertutup itu agar tidak musnah terbakar
ketika ia terpandang kepada Dzat-Nya yang diluar sistem tertutup itu, Dzat Yang
Maha Agung.
“Tirai-Nya
adalah Nur, dan seandainya terangkat pastilah keagungan Dzat-Nya akan membakar
makhluk yang terpandang oleh-Nya”. Terjemahan Shahih Muslim Bk. 1, 228 (1994).
“Malaikat
Jibril a.s berkata bahwa ada 70 tirai Nur yang meniraikan Dzat. Dan sekiranya
dia mendekati tirai Nur yang pertama saja, dia akan binasa”. Al Hadist
(Miskatul Masabih) Vol 4. 226 (1994)
Kemudian
di dalam sistem tertutup itupun terciptalah sebuah Perencanaan Yang Sangat
Agung. Perencanaan Yang Maha Detail, terhadap serba-serbi dari semua ciptaan
yang akan menghuni sistem tertutup itu. Rencana itu meliputi semua detail dari
kejadian dan peristiwa yang akan dialami dan dilalui oleh setiap ciptaan (mulai
dari yang terkecil maha kecil, sampai kepada yang terbesar maha besar) dalam
dimensi RUANG atau UKURAN dan dimensi WAKTU. Apa-apa yang akan terjadi, dimana
akan terjadinya, dan apa hikmah yang terkandung di sebalik setiap kejadian yang
akan menimpa setiap ciptaan itu sudah tertulis dalam sebuah KITAB RENCANA YANG
MAHA SEMPURNA yang disebut sebagai LAUHUL MAHFUZ.
Rencana
itu sudah lengkap memuat setiap pergerakan, baik penciptaan dan penghancuran,
dari setiap ciptaan yang terjadi di Lauhul Mahfuz itu mulai dari sejak awal
sampai dengan akhirnya. Karena Lauhul Mahfuz itu adalah ciptaan, maka ia
pastilah ada awalnya dan ada pula akhirnya. Sebab yang abadi hanyalah Dzat
Allah semata-mata, baik Dzat-Nya Yang di dalam sistem tertutup itu maupun
Dzat-Nya yang diluar sistem tertutup itu.
KUN, maka
terciptalah sebuah Plan (lauhul Mahfuz) yang fungsinya mirip dengan Skenario
dalam sebuah Film. Isinya adalah rencana tentang detail WAKTU dan RUANG bagi
terjadinya peristiwa-peristiwa. Di dalam Plan itu sudah tertera pula dengan
jelas dan lengkap tentang bagaimana DZAT-Nya yang akan terdzahir menjadi APA
dan SIAPA untuk berperan dan melakukan APA. Rencana itu itu juga sudah merinci
magnitute (besarnya, ukurannya, tingkatnya, jaraknya, jangkauannya,
kepentingannya, luasnya, kekejamannya, kejahatannya, kelembutannya, tahapannya,
tarafnya, babaknya, pentas dan panggungnya, pangkatnya, deretannya,
perubahan-perubahan suasananya, hikmahnya, dan sebagainya) atas setiap peran
dari Apa dan Siapa itu. Rencana itu sudah lengkap sekali, dan tidak ada satu
detailpun yang terlupakan. Rencana itu tidak akan pernah berubah. Nanti pada
bagian Lauhul Mahfuz kita akan membahas tentang Skenario Penciptaan ini lebih
detail lagi.
KUN,
terpampanglah sebuah rencana besar dari sedikit Dzat-Nya yang berada di dalam
sistem tertutup itu (Lauhul Mahfuz) untuk terdzahir menjadi: 70 Tirai Nur,
Arasy, Air yang Masiv, Sidratul Muntaha, Ruh Muhammad, 7 Langit dan Bumi
beserta segala isi diantara keduanya yang salah satunya adalah umat manusia,
Penghancuran dan Pemusnahan kembali Langit dan Bumi beserta isi diantara
keduanya berupa peristiwa KIAMAT, diciptakannya kembali langit dan bumi yang
baru, peristiwa berbangkitnya seluruh manusia di alam Mahsyar, peristiwa
berbarisnya seluruh umat manusia menuju Hisab, tentang siapa orang-orang yang
SEDIKIT diantara seluruh umat manusia ini yang akan menempuh jalan berhisab
yang dimudahkan, tentang siapa-siapa yang akan menerima kitab amalannya dari
kanan, dan siapa yang akan menerima kita amalannya itu dari kiri, tentang
siapa-siapa yang akan diberi SYAFA’AT oleh Rasulullah saw, lalu siapa-siapa
yang akan berlama-lama di dalam Neraka, dan siapa-siapa pula yang akan berlama-lama
di Syurga bersama Rasulullah beserta Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang lainnya
serta orang-orang Shaleh dari segala zaman, tentang Telaga atau Sungai
Kehidupan yang akan mencelup para penghuni neraka sehingga mereka keluar dari
neraka itu dengan muka berseri-seri untuk kemudian masuk ke dalam syurga,
tentang bagaimana semua malaikat, iblis, manusia, dan jin akhirnya akan kekal
didalam syurga selama masih ada langit dan bumi, kecuali kalau Allah berhendak
lain. Sebab segala ciptaan pastilah akan hancur, Yang Abadi hanyalah Dzat-Nya
saja. Lauhul Mahfuz adalah Ciptaan, dan pastilah ia akan musnah.
Semua
ciptaan-Nya pasti akan musnah kembali apabila Allah membuka 70 Tirai Nur-Nya
kepada segala ciptaan-Nya itu yang berada di dalam Lauhul Mahfuz. Jika tirai
terbuka, maka Lauhul Mahfuz pun kembali SIRNA menjadi Dzat-Nya, karena memang
HAKIKAT dari semua ciptaan itu hanyalah sedikit saja dari Dzat-Nya yang Maha
Besar dan Maha Agung. Sehingga akhirnya yang tinggal hanyalah Dzat-Nya
semata-mata. Dialah Dzat Yang Awal dan Dia pulalah Dzat Yang Akhir. Selain
Dzat-Nya pastilah hancur lebur dan sirna.
Sahabat
saya “Kidung Alam” telah mengulas karakter dari sistem tertutup itu dari sisi
ilmu alam dengan sangat sederhana:
“Dalam sebuah sistim tertutup, jumlah keseluruhan energy adalah tetap. Atau lebih dikenal dengan istilah: Energy tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, dan juga materi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Yang terjadi hanyalah perubahan bentuk saja.
“Dalam sebuah sistim tertutup, jumlah keseluruhan energy adalah tetap. Atau lebih dikenal dengan istilah: Energy tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, dan juga materi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Yang terjadi hanyalah perubahan bentuk saja.
Jadi
kalau alam semesta dianggap sebuah sistem tertutup, maka apapun yang ada di
alam ini adalah tetap. Kecuali suatu entitas yang berada di luar sistim, yang
bisa menambah dan menguranginya.
Demikianlah
dengan pengandaian sederhana, maka Dzat Allah pastilah ada yang berada di dalam
sistem (alam semesta) dan juga ada di luar sistem. Allah is everywher and
nowhere. Allah ada di luar dan ada di dalam, meliputi semuanya.
Dengan memahami keberadaan Dzat Allah di dalam dan diluar system Alam Semesta Ciptaan Allah ini, maka memahami postulat ahli ilmu alam akan dengan mudah diterima. Namun bila tidak memahami Dzat yang di luar sistem ini, maka memahami postulat ahli ilmu alam ini akan menjadi tidak masuk akal”.
Dengan memahami keberadaan Dzat Allah di dalam dan diluar system Alam Semesta Ciptaan Allah ini, maka memahami postulat ahli ilmu alam akan dengan mudah diterima. Namun bila tidak memahami Dzat yang di luar sistem ini, maka memahami postulat ahli ilmu alam ini akan menjadi tidak masuk akal”.
0 komentar:
Posting Komentar